Kosmetika Wangi-wangian

hai dear, maaf sekali saya jadi jarang post. tugas menumpuk. njadi kalo buka WP cuma liat-liat doiang. kemaren saya habis presentasi kosmetika wangi-wangian. dan mau sedikit berbagi tentang apa yang saya dapt. selamat membaca. (REblog if u want to share)

BAB I

PENDAHULUAN

 

Pengertian dan Sejarah Parfum

Parfum atau minyak wangi  adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma (aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan. Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan minyak wangi menentukan apakah suatu parfum dianggap sebagai ekstrak parfum, Eau de parfum, Eau de toilette, atau Eau de Cologne.

Fungsi parfum dalam kehidupan manusia :

–          Dapat memberikan kesenangan hidup

–          Dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf

–          Memberikan wewangian kepada bahan yang tidak wangi dan menghilangkan bau yang tidak enak pada berbagai macam hasil industri textil, kulit, kertas, karet, plastic

–          Dapat melindungi manusia dari penyakit yang Disebabkan bakteri

–          Dapat mengobati sakit kepala

–          Dapat membantu proses pencernaan

–          Dapat menambah selera makan

–          Dapat meningkatkan kepercayaan diri

–          Dapat menarik perhatian lawan jenis

Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu – kata “parfum” berasal dari bahasa Latin per fume “melalui asap”. Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan mur, dikumpulkan dari pohon. Mesir adalah yang pertama memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi. Penggunaan awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas dan botol parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.

Parfum original berarti parfum asli yang dibuat dengan proses yang lama. Parfum berasal dari bahasa Latin,  per fumus yang berarti melalui asap (through smoke). Seni membuat parfum pertama kali dimulai pada sejak era Mesopotamio dan Mesir kuno yang kemudian disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia. Meskipun parfum dan wewangian juga dapat ditemukan di India, namun kebanyakan parfum dan wewangian tersebut berbentuk dupa bukanya parfum cair.

Tercatat pembuat parfum original pertama adalah seorang wanita Mesopotamia yang bernama Tapputi pada SM milinium ke-2. Parfum hasil ciptaannya disebut tablet runcing. Parfum ini adalah hasil penyulingan dari bunga, minyak dan calamus dengan aromatic lain yang dilakukan beberapa kali.

Ahli kimia Arab yang bernama Al-Kindi menuliskan sebuah buku mengenai parfum original yang diberi nama ‘Buku Kimia dan Penyulingan Parfum’ (Book of the Chemistry of Perfume and Distillations). Buku ini dibuat pada abad ke-9. Buku ini berisi lebih dari 100 resep minyak wangi, salep, aromatik cair dan obat. Selain resep, buku ini juga menggambarkan 107 metode dan resep untuk pembuatan parfum serta alat yang dibutuhkan.

Persia pun tidak ketinggalan. Alhli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau penyulingan yang digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini, kebanyakan parfum original aroma bunga dibuat dengan memasukan kelopak bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.

Pada tahun 2005, para arkeolog menemukan parfum original yang dianggap sebagai parfum tertua di dunia di daerah Pyrgos, Cyprus. Para arkeolog yakin bahwa parfum ini dibuat pada 4.000 tahun silam. Dari parfum ini, para arkeolog menemukan bahwa parfum zaman dulu dibuat dengan menggunanan herba dan rempah– rempah.

Seni pembuatan parfum original akhirnya dikenal oleh negara – negara Eropa barat pada tahun 1221. Pada tahun ini, para biarawati dari Santa Maria delle Vigne atau Santa Maria Novella di Florence, Italia berhasil membuat resep parfum. Di timur, negara Hungaria memproduksi parfum dengan campuran alkohol  atas perintah Ratu Elizabeth Hungaria pada tahun 1370. Parfum ini kemudian dikenal sebagai ‘Hungary Water’ atau air Hungaria.

Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke Perancis oleh pembuat parfum Catherine de’ Medici yang bernama Rene (Renato il fiorentino). Rene kemudian meneliti dan membuat parfum untuk negara Perancis berdasarkan bahan dan resep yang dibawa dari Italia. Dia kemudian membangun jalan rahasia yang menghubungkan laboratorium dengan apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama perjalanan pulang pergi. Berkat Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum dan kosmetik.

Dikarena parfum original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi Perancis maka budidaya bunga sebagai esensi parfum pun dimulai pada abad ke-14. Pembudidayaan ini dilakukan pada bagian selatan negara Perancis. Antara abad 16-17, parfum original banyak digunakan oleh orang kaya untuk menutupi bau badan akibat jarang mandi.

Di negara Jerman, seorang tukang cukur berkebangsaan italia yang bernama Giovanni Paolo Feminis berhasil menciptakan parfum original cair yang dinamai “Aqua Admirabilis” pada tahun 1732. Sekarang “Aqua Admirabilis” dikenal dengan nama “Eau de Cologne”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

FORMULA UMUM DAN PERSYARATAN

 

Formulasi

Adapun Formulasi dari parfum antara lain :

1.      Zat pewangi (odoriferous substances)

Komponen pewangi terdiri dari persenyawaan kimia yang menghasilkan bau wangi yang diperoleh dari minyak atsiri atau dihasilkan secara sintetis. Zat Pewangi Pada umumnya parfum mengandung zat pewangi 2% (weak parfum) sampai 10% atau 22,5% (strong parfum) dan selebihnya adalah bahan pengencer dan zat pengikat.

2.      Zat pengikat (fixatives)

Wangi parfum akan cepat menguap tanpa zat pengikat karena pada umumnya zat pewangi dalam alkohol lebih cepat menguap dari alkohol sendiri. Zat pengikat adalah suatu persenyawaan yang memiliki daya menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri serta dapat menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan zat pewangi. Penambahan zat pengikat bertujuan mempertahankan komponen yang dapat menguap agar dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama.

Zat pengikat yg ideal:

–           Larut sempurna dalam etanol, minyak atsiri, dan persyaratan aromatik berwujud cair

–          Mudah digunakan dalam parfum beralkohol dan bahan berupa bubuk atau padatan mengurangi daya menyerap parfum dan menghasilkan campuran wangi yang harmonis

–          Berada dalam keadaan murni sehingga efektif  jika digunakan dalam jumlah kecil

–          Pada umumnya zat pengikat berasal dari bahan nabati, hewani dan sentetis. Zat pengikat nabati berasal dari gol: gum, resin, lilin dan beberapa minyak atsiri bertitik didih tinggi

 

 

 

3.      Bahan pelarut atau pengencer (diluent)

Bahan pelarut yang baik digunakan: etil alkohol. Fungsi bahan pengencer: menurunkan konsentrasi zat pewangi dalam parfum sampai konsentrasi tertentu, sehingga dihasilkan intensitas wangi yg dikehendaki.

Parfum menggunakan  bahan-bahan kimia yang banyak. Berikut uraian apa saja yang menjadi bagian dari parfum:

  1. 1.      Zat Pewangi

Komponen ini terdiri dari persenyawaan kimia yang menghasilkan bau wangi yang diperoleh dari minyak atsiri atau dihasilkan secara sintetis. Persenyawaan tersebut terdiri dari alkohol, ester, aldehida, keton, asam organik, lakton, amin, dan oksida yang berbau wangi. Pada umumnya parfum mengandung komponen zat pewangi yang berjumlah 2-10% selebihnya merupakan zat pengikat dan bahan pengencer. Bagian dari zat pewangi adalah sebagai berikut:

  • Basic Note

Merupakan zat pewangi yang menjadi dasar dari parum, jumlahnya paling banyak dibandingkan zat pewangi lainnya. Misalnya ingin membuat parfum yang dominan mawar jadi yang menjadi base notenya adalah minyak mawar.

  • Modifier Note

Merupakan zat pewangi yang digunakan untuk menambahkan kesan wangi pada parfum yang kita buat. Zat pewangi untuk modifier note digunakan pada jumlah yang sangat sedikit kurang lebih 3-10 tetes yang ditambahkan pada basic note yang kita miliki.

  • End Note

Merupakan zat pewangi yang digunakan untuk menambah titik didih dari parfum agar tidak menguap. Zat pewangi pada note ini dapat menggunkan jenis minyak seperti cendana, akar wangi, nilam, kenanga, dan beberapa jenis resin seperti damar dan kemenyan.

  1. Zat Pengikat

Pada umumnya larutan zat pewangi dalam alkohal akan mudah menguap sehingga wangi parfum cepat hilang. Untuk menghindari itu maka dibutuhkan fixative. Fixative disini dapat juga digunakan sebagai end note pada parfum karena jenis minyak seperti minyak nilam memiliki kemapuan fixative yang bagus. Intinya penggunaan zat pengikat tidak boleh sampai merusak harmonisasi parfum atau membuat baunya menjadi tidak enak.

  1. Bahan Pelarut

Fungsi pelarut disini adalah untuk melarutkan minyak dan mengencerkan konsentrasi minyak agar tidak terlalu pekat. Bahan pelarut yang baik digunakan adalah etil alkohol atau etanol. Sama halnya dengan zat pengikat penggunaan bahan pelarut jangan sampai merusak harmonisasi yang dihasilkan dari zat pewangi.

Campuran bahan-bahan di atas harus diformulasikan agar diperoleh wangi yang pas. kombinasi masing-masing bahan dapat dikreasikan sendiri agar sesuai selera.

Contoh : Casablanca Femme Body Mist Cologne.

Komposisi :     Etanol (bahan Pelarut)

Aquadest (Bahan Penggenap/basis)

Parfum (Bahan Aktif)

PEG-40 (Fiksatif/ zat pengikat, dan pelembab)

Castor Oil (Fiksatif/ zat pengikat)

 

Tingkat Konsentrat Parfum

Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak murni (alami atau sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan langsung ke kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu mereka menyebar ke udara.

Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran minyak parfum adalah etanol atau campuran etanol dan air. Minyak parfum juga dapat diencerkan dengan cara menetralkan bau lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa difraksinasi atau lilin.

Beberapa parfum punya konsentrat wewangian yang rendah, sementara yang lainnya lebih banyak. Berdasarkan tingkat konsentrat ini parfum dibagi menjadi 4 golongan, yakni:

1.      Ekstrak parfum adalah yang paling berkonsentrat dan paling halus diantara keempat tipe parfum. Biasanya terdiri dari 20-40% konsentrat bahan wewangian, tentu menjadi yang paling mahal harganya.

2.      Eau de Parfum (EDP) – biasanya terdiri dari 8-16% konsentrat bahan wewangian. Wangi EDP biasanya mulai menghilang setelah beberapa jam, tapi jejak wanginya masih akan ada dalam jangka waktu 24 jam. EDP cocok jika anda butuh wangi yang tahan seharian. Parfum ini kandungan alkoholnya rendah dengan kadar essence yang paling tinggi diantara jenis parfum yang lain, tapi aromanya kuat dan dapat bertahan cukup lama. Cocok digunakan untuk pesta atau acara pada malam hari.

3.      Eau de Toilette (EDT) adalah yang paling banyak terdapat di pasaran. EDT terdiri dari 4-8% konsentrat. Wangi EDT bertahan untuk beberapa waktu lamanya, tapi paling cocok digunakan untuk waktu malam dimana penggunaannya tidak lama. Jenis ini kadar alkoholnya tinggi dengan kadar essence yang sesuai untuk aromanya yang ringan, tidak terlalu tanjam dan awet. Cocok untuk digunakan pada setiap kesempatan.

4.      Eau de Cologne (EDC) sudah jarang ditemukan pada produk wewangian. Wanginya hanya bertahan sebentar, dan biasanya terdiri dari 2-4% konsentrat bahan wewangian. Wewangian ini jenis wewangian yang ringan dan standar dengan kadar alkohol yang paling banyak diantara jenis parfum diatas. Jenis wewangian ini memiliki kadar essence yang rendah juga dan biasa digunakan setelah habis mandi untuk menyagarkan tubuh.

Jenis parfum yang dijual di pasaran semakin banyak karena para produsen berusaha keras membuat produknya berbeda dengan produk kompetitor lainnya. Secara umum, semua parfum termasuk salah satu dari 6 kategori yang berbeda berdasarkan top note yang dominan. Kategori yang berbeda cocok untuk orang yang berbeda dan suasana yang berbeda pula.

 

BAB III

Penggolongan

A. Berdasarkan Sumbernya

1.    Parfum yg berasal dari tumbuhan

Minyak atsiri diperoleh dari bermacam-macam Tumbuhan dari bagian-bagian tertentu seperti:

–          bunga: rose, lavender, orange blossom (buah limau)

–          biji: caraway (jintan), almond (prunus amygdalus)

–          daun: bay (daun salam), thyme, patchoull (nilam)

–          kayu: sandalwood (cendana), cedar, aloe

–          kulit kayu: cinnamon, cascarilla

–          buah: lemon (citrus), nutmeg (pala)

–          minyak bunga: jasmin absolute, rose absolute

–          resin, gum, balsam bahan tidak menguap yang diperoleh Dari tanaman tetapi bahan ini mengandung minyak menguap yang beraroma dan kental: gum styrax, balsam peru, benzoin, myrrh.

2.    Parfum dari sekresi binatang

– Musk: Dalam istilah dunia parfum, musk adalah sekresi aroma yang diproduksi kelenjar perut rusa jantan tak bertanduk (musk deer). Rusa ini hidup di Asia Tengah dan di Pegunungan Himalaya. Untuk mencegah kepunahan hewan langka itu, perburuan dan ekspornya dilarang keras. Orang lantas menangkar rusa jenis ini, lalu mengoperasi dan mengambil kelenjarnya. Setelah operasi selesai, rusa itu dilepas kembali. Sulitnya memperoleh musk asli mendorong para pembuat parfum berpaling  juga ke musk sintetis. Harganya pun lebih murah.

– Civet: Spesies kesturi yang dipakai dalam dunia parfum berasal dari barat daya Etiopia. Hewan ini punya kantong perut berbentuk bulan sabit, yang terletak didekat alat vitalnya. Kantong perutnya menghasilkan viverreum, substansi kental berwarna kecokelatan beraroma keras. Namun, setelah diolah menjadi parfum, kesan sensual dan kehangatanlah yang terasa.

– Ambergris: Bahan ini berasal dari sperma ikan paus yang terlepas di saat kematiannya. Karena itu, pemanfaatannya tidak membahayakan hewan yang sangat dilindungi ini. Ambergris digunakan sebagai penguat  wewangian yang mudah menguap. Ambergris lebih ringan dari air, mengapung bebas dilautan. Benda ini dikumpulkan di tengah laut atau diambil setelah tersapu ke tepi pantai. Saat dibawa ke laboratorium pembuat parfum, warnanya menjadi abu-abu pucat atau putih. Dan setelah benda ini dikeringkan selama beberapa bulan, bau amisnya berubah menjadi aroma ambergris.

– Castereum: Salah satu bahan baku wewangian ini berasal dari sepasang kelenjar dalam tubuh berang-berang. Si kelenjar menghasilkan minyak yang melindungi bulu berang-berang dari pengaruh perubahan cuaca. Hewan ini pernah tersebar banyak di Eropa, tapi kini hanya ditemukan di Amerika Utara dan Rusia. Berang-berang diburu pada bulan Januari, saat bulunya paling bagus. Castoreum adalah penguat terbaik parfum dan dipakai dengan larutan alkohol. Bahan ini terutama dipakai pada wewangian pria.

 

  1. Parfum dari bahan kimia (isolat)

–          EUGINOL: biasanya diperoleh dari minyak cengkeh

–          CITRAL: dari minyak lemongrass

–          GERANIOL: dari minyak citronella

Produk isolat diturunkan langsung dari masing-masing minyak atsiri melalui reaksi kimia, senyawa ini tidak ada dalam alam, bahan ini merupakan produk esterifikasi seperti: formiat, asetat, propionat, dan ester-ester dari citronellol, linalool, geraniol, terpinol, dan lain sebagainya

4.    Parfum dari bahan kimia (organic sintetik)

Bahan organic sintetik terdiri dari alkohol aromatic. Dan alkohol lemak (fatty alkohol) yang biasanya mempunyai bau, ester-ester dan aldehida.

–          Phenyl ethyl alkohol: salah satu bahan dasar parfum rose

–          Cinnamyl alkohol: suatu fixatif dan digunakan dalam parfum Lilac

–          Terpineol: terdapat dalam minyak pine tetapi dibuat dari

–          Terpentin, suatu minyak atsiri

–          Amyl cinnamic aldehyde, salah satu bahan dasar parfum jasmine

–          Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan: methyl phenyl

–          Carbinyl acetate yg digunakan dlm parfum gardenia & jasmine

–          Dan benzyl acetate yang digunakan dalam floral parfum

 

B.  Berdasarkan bentuk-bentuknya

       Berdasarkan bentuknya sediaan kosmetika wangi-wangian dapat dibagi menjadi :

  1. Minyak wangi

Adalah suatu larutan pekat dari bahan-bahan yang harum / wangi dalam alcohol. Parfum ini umumnya mempunyai kekuatan keharuman serta keawetan yang relative baik.

  1. Air Wangi

Adalah sediaan wangi-wangian yang terdiri dari larutan minyak atsiri dalam alkohol, biasanya lebih encer dari parfum dan diberi zat warna. Air wangi iini  biasanya digunakan untuk mewangikan rambut, muka tangan, dan lain-lain.

  1. Air Kolonye

Adalah sediaan wangi-wangian yang terdiri dari larutan minyak atsiri dalam alcohol biasanya mempunyai bau jeruk yang menonjol.

  1. Serbuk (Powder)

Adalah sediaan wangi-wangian berbentuk serbuk tabor yang biasanya mengandung talk dalam jumlah banyak, antiseptik, dan parfum yang tidak berbahaya untuk kulit.

 

 

  1. Kantung yang berisi wangi-wangian (sachet)

Adalah sediaan wangi-wangian yang berguna untuk mengharumkan ruangan, dan sebagainya. Biasanya terdiri dari bahan-bahan alam yang dimasukkan ke dalam kantong-kanton kecil. Bahan-bahan alam tersebut dapat merupaka biji-bijian, daun, akar atau kayu-kayuan

  1. Sediaan wangi-wangian lainnya

Sediaan wangi-wangian bentuk padat, biasanya disebut   juga “cologne stick” atau “frozen cologne”.

 

C. Tehnik dan Cara Pembuatan Parfum

Produk-produk parfum merupakan hasil keterampilan teknik tingkat tinggi, yang dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan perangkatnya secara terus menerus. Banyak mesin yang berlainan yang harus diuji coba sebelum versi finalnya menjadi alat penyulingan modern. Ada lima teknik untuk memproduksi parfum :

1. Maserasi: Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara wewangian dan lemak melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan dalam keadaan hangat. Alat yg digunakan dan proses pencampuran bunga dengan lemak sama seperti pada enfleurage. Kebaikan cara ini adalah daya absorbsi lemak terhadap bau bertambah besar dan kelemahannya karena kemungkinan sebagian komponen minyak mengalami kerusakan dengan panas, sehingga cara ini jarang digunakan. Dilakukan terhadap beberapa jenis bunga: mawar, orange, yang kegiatan fisiologisnya terhenti setelah pemetikan. Bunga tersebut  jika disuling hanya menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi oleh bunga pada saat ekstraksi dan seterusnya akan mati dan tdk memproduksi minyak.

2. Enfleurage: Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilaku  kan pada suhu rendah, sehingga minyak terhindar da  ri kerusak  an yang disebabkan panas. Metode ini banyak diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak bunga seperti: melati, ekstraksi sedap malam, mawar, yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan memproduksi minyak setelah bunga dipetik. Proses ini menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi, kelemahannya memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga trampil dan berpengalaman Menyatukan wewangian dan minyak tapi dengan cara yang berbeda, yakni penyerapan wewangian melalui lemak dan benzoin. Cara ini dapat menghasilkan parfum setara bunga.

3. Distilasi atau penyulingan: proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air dan tidak rusak oleh uap. Kelemahan distilasi adalah Tidak baik digunakan untuk jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas dan air. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas. Komponen  minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi. Komponen minyak dengan titik didih tinggi, sebagian tidak ikut tersuling dan tetap tinggal dalam bahan. Berbagai bahan wewangian dilumatkan dan dimasukkan kedalam mesin penyuling, lalu dicampur dengan air dan dipanaskan hingga mendidih. Melalui pipa leher angsa, uapnya didinginkan dan menjadi cairan: air terletak dibagian bawah, sedangkan esensnya yang berupa minyak mengambang dibagian atas.Dari esens itu, biasanya kemudian dipisahkan.Namun kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam bentuk murni.

4. Ekstraksi: Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi, misalnya mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli mengembangkan teknik ekstraksi. Bahan-bahan parfum tidak dilumatkan tapi dicampur dengan air dan diputar berulang-ulang hingga mengeluarkan pelarut. Pelarut ini kemudian ke ruang hampa udara, dipanaskan, dijadikan uap dan seterusnya sama dengan proses distilasi.

5. Ekspresi atau pengepresan: Cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan beberapa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena minyak dari tanaman citrus akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan. Dengan tekanan pengepresan, sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot (kulit jeruk mandarin)Adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk mengekstraksi minyak citrus dan buah-buahan semacam jeruk orange, lemon, dan mandarin. Minyak alami dari buah-buahan ini terdapat dalam kelenjar kecil dibagian kulitnya. Dengan pengupasan dan pemerasan, minyak yang merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang sama diterapkan dalam pabrikasi parfum.

 

Bahaya Penggunaan Parfum

Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang berfungsi sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis. Persentase kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 % tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 % bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena, aldehid atau zat yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di Amerika yang menangani masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia beracun dari 815 sampel yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun 1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah kloroform yang dapat juga ditemui pada pelembut pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.

 

Tips Pemakaian Parfum yang Benar

Setiap orang umumnya menyukai aroma yang harum. Itulah sebabnya, sebelum pergi ke kantor atau ke pesta, menggunakan parfum mungkin menjadi hal yang wajib bagi Anda. Dengan tubuh yang harum, akan meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri dari si pemakai. Menggunakan parfum dengan baik, tentu akan meningkatkan rasa percaya diri. Selain menikmati harum parfum untuk diri sendiri, orang-orang di sekitar Anda juga dapat menikmati keharumannya juga dan mereka akan senang saat dekat dengan Anda. Dengan menggunakan parfum secara tepat juga menyimpannya secara benar, Anda dapat menghemat penggunaan parfum Anda.

Ketika akan menggunakan parfum, Anda dapat memperhatikan hal-hal berikut:

1.      Sesuaikan dengan body lotion

Setelah mandi, mungkin Anda terbiasa menggunakan body lotion. Bila akan memakai parfum, sesuaikan wangi dari body lotion agar sesuai agar wanginya tidak saling “bertabrakan”. Selain itu, sebaiknya menggunakan body lotion terlebih dahulu sebelum menyemprotkan parfum karena body lotion dapat mengurangi aroma harum dari parfum.

2.      Semprotkan parfum pada kulit

Sebaiknya, parfum tidak disemprotkan pada pakaian. Pada jenis parfum tertentu, bila menyemprotkan pada pakaian dapat menimbulkan noda, meninggalkan tanda seperti terkena tetesan air dalam waktu yang lama.

3.      Semprotkan parfum pada bagian tubuh yang tepat

Bagian tubuh yang sebaiknya disemprotkan parfum adalah pergelangan tangan bagian dalam, siku lengan bagian dalam, belakang telinga, dada dan leher. Menggunakan parfum di tempat-tempat tersebut membuat harum dari parfum tahan lebih lama.

4.      Jangan menggosokkan kulit selesai menyemprot parfum

Kebiasaaan sebagian orang adalah menggunakan parfum pada pergelangan tangan bagian dalam lalu menggosok-gosokkan kedua pergelangan tangan. Cara ini sebenarnya akan menghilangkan aroma dari parfum. Jadi, biarkan parfum mengering dengan sendirinya.

5.      Jangan menggunakan aksesoris atau perhiasan sebelum menggunakan parfum

Bila terkena semprotan parfum, dapat membuat aksesoris atau perhiasan yang Anda kenakan menjadi berubah warna. Hasilnya aksesoris Anda tidak lagi terlihat menarik.

6.      Gunakan parfum sewajarnya

Menggunakan parfum secara berlebihan dapat membuat orang yang tidak suka menjadi pusing. Penggunaan parfum dapat disesuaikan dengan jenis kulit. Untuk Anda yang berkulit kering membutuhkan semprotan parfum lebih banyak. Sedangkan bila kulit Anda berminyak, cukup semprotkan parfum sedikit saja

7.      Simpan parfum di tempat yang tepat

Harga parfum tidaklah murah sehingga tentu akan disayangkan bila parfum Anda menguap karena tidak ditutup dengan benar. Jadi, pastikan parfum Anda tertutup dengan rapat. Simpan parfum di tempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari sinar matahari. Perlu diketahui bahwa dalam jangka waktu lama aroma parfum dapat berubah. Maka sesuaikan ukuran isi parfum dengan kebutuhan Anda, agar parfum tidak tersimpan terlalu lama dan mengubah aroma menjadi tidak lagi harum.

3 respons untuk ‘Kosmetika Wangi-wangian

Tinggalkan Balasan ke nelis diana Batalkan balasan